Sayuran Organik, Makanan Sehat yang Makin Diburu
istINILAH.COM, Bandung - Kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat yang semakin tinggi membuka peluang bagi petani untuk mengubah kecenderungan menggunakan pupuk anorganik ke organik.
Selain ramah lingkungan, produk sayuran organik juga semakin banyak diburu masyarakat dengan harga jual yang lebih tinggi dibanding komoditas yang ditanam secara konvensional menggunakan pupuk dan pestisida anorganik.
Ketua Kelompok Tani Alam Jaya Lestari Waryudin memaparkan, pada awalnya bertanam sayuran organik memang tidak mudah. Lahan pertanian yang biasa dipupuk dan diberi pestisida memang perlu pengolahan terlebih dahulu sebelum siap ditanami dan bisa menghasilkan produk murni organik.
"Kami memulai lahan pertanian organik pada 1999 bersama lima petani. Saat ini, anggota kami sudah 70 orang dengan jumlah karyawan yang terlibat mencapai 140 orang," kata Waryudin kepada INILAH.COM,Minggu (3/4/2011).
Kelompok Tani Alam Jaya Lestari di Kampung Gambung Pangkalan, Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, dengan bantuan investor yang bersedia menanamkan modalnya kini bisa memasok 10-20 ton sayuran organik ke berbagai gerai pasar modern di Kota Bandung dengan luas lahan sekitar 10 hektare.
Dengan sistem kontrak, harga sayuran organik produksi Kelompok Tani Jaya Alam Lestari pun cenderung stabil. Petani, lebih mudah mengkalkulasi arus keuangan sehingga lebih mudah apabila ingin melakukan perluasan lahan dari keuntungan yang diperolehnya.
"Bertanam organik membuka peluang usaha lainnya, misalnya pemeliharaan sapi perah yang kotorannya bisa dibuat untuk pupuk, sementara susunya menjadi pendapatan harian," ujarnya.
Bertanam sayuran organik, lanjutnya, memang penuh liku. Namun akan terasa mudah bila dijalani dengan sungguh-sungguh dan telaten. Selain penggunaan pupuk organik, pestisida yang digunakan juga harus bebas dari bahan kimia, serta perlu ada sertifikasi murni organik untuk meningkatkan kepercayaan terhadap produk yang dihasilkan.
Selain itu, diperlukan juga proses pascapanen yang sesuai dengan tata cara bertani yang baik yang dilanjutkan dengan pola pengemasan yang higienis dan menarik.
"Saat ini masyarakat mulai sadar dengan makanan sehat yang bebas zat kimia yang berbahaya bagi tubuh, sehingga kami yakin pasar sayuran organik bakal terus tumbuh dan semakin diburu konsumen," tegasnya.[den]
Selain ramah lingkungan, produk sayuran organik juga semakin banyak diburu masyarakat dengan harga jual yang lebih tinggi dibanding komoditas yang ditanam secara konvensional menggunakan pupuk dan pestisida anorganik.
Ketua Kelompok Tani Alam Jaya Lestari Waryudin memaparkan, pada awalnya bertanam sayuran organik memang tidak mudah. Lahan pertanian yang biasa dipupuk dan diberi pestisida memang perlu pengolahan terlebih dahulu sebelum siap ditanami dan bisa menghasilkan produk murni organik.
"Kami memulai lahan pertanian organik pada 1999 bersama lima petani. Saat ini, anggota kami sudah 70 orang dengan jumlah karyawan yang terlibat mencapai 140 orang," kata Waryudin kepada INILAH.COM,Minggu (3/4/2011).
Kelompok Tani Alam Jaya Lestari di Kampung Gambung Pangkalan, Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, dengan bantuan investor yang bersedia menanamkan modalnya kini bisa memasok 10-20 ton sayuran organik ke berbagai gerai pasar modern di Kota Bandung dengan luas lahan sekitar 10 hektare.
Dengan sistem kontrak, harga sayuran organik produksi Kelompok Tani Jaya Alam Lestari pun cenderung stabil. Petani, lebih mudah mengkalkulasi arus keuangan sehingga lebih mudah apabila ingin melakukan perluasan lahan dari keuntungan yang diperolehnya.
"Bertanam organik membuka peluang usaha lainnya, misalnya pemeliharaan sapi perah yang kotorannya bisa dibuat untuk pupuk, sementara susunya menjadi pendapatan harian," ujarnya.
Bertanam sayuran organik, lanjutnya, memang penuh liku. Namun akan terasa mudah bila dijalani dengan sungguh-sungguh dan telaten. Selain penggunaan pupuk organik, pestisida yang digunakan juga harus bebas dari bahan kimia, serta perlu ada sertifikasi murni organik untuk meningkatkan kepercayaan terhadap produk yang dihasilkan.
Selain itu, diperlukan juga proses pascapanen yang sesuai dengan tata cara bertani yang baik yang dilanjutkan dengan pola pengemasan yang higienis dan menarik.
"Saat ini masyarakat mulai sadar dengan makanan sehat yang bebas zat kimia yang berbahaya bagi tubuh, sehingga kami yakin pasar sayuran organik bakal terus tumbuh dan semakin diburu konsumen," tegasnya.[den]
0 komentar:
Posting Komentar